Catatan Perjalanan Lawu 3265 Mdpl (part 1..)

Bandung, 27 Oktober 2013

Lawu menupakan salah satu gunung yang menjadi favorit untuk didaki, baik untuk pendaki pro maupun pemula. Letaknya berada di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ketinggain dari Puncak Lawu, Puncak Hargo Dumilah, adalah 3265 Mdpl.

Gunung Lawu
Sumber gambar: http://tresnabuana.wordpress.com/2012/01/06/10-gunung-tertinggi-di-pulau-jawa/

Salah satu jalur pendakian favorit ke Lawu adalah Cemoro Sewu. Letaknya di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur. Posisi gerbangnya sendiri tak jauh dari batas kedua provinsi, sehingga enak dijangkau dari arah Magetan maupun Karanganyar. Yang menjadi keunggulan dari rute ini ialah jalurnya yang sudah ditangga batu hingga pos 5. Selain itu jalurnya juga sangat jelas, sehingga kecil peluang bisa kesasar.

Jalur Tangga Batu Lawu
Sumber gambar: http://kecapius.wordpress.com/2011/10/05/hikingseven-summit-gunung-lawu/

Perjalananku dilakukan pada libur long weekend Idul Adha 2013 kemarin. Bersama empat orang temanku, kami bertemu di masjid Tawangmangu tepat saat masuk waktu Isya. Dari sana kami melanjutkan perjalanan ke Cemoro Sewu.

Biaya parkir menginap untuk motor adalah Rp5.000,00. Sementara biaya parkir menginap untuk mobil adalah Rp20.000,00. Biaya registrasi perorangnya adalah Rp7.500,00.

Gerbang Cemoro Sewu
Sumber gambar: http://tulisanwardhani.blogspot.com/2013/06/pengalaman-mendaki-gunung-lawu.html

– –

Itinerary:

Sabtu, 12 Oktober 2013
21.00 | Start Tracking

Perjalanan hiking Gunung Lawu memang paling sering dilaksanakan pada malam hari. Jarak puncak dari Cemoro Sewu hanya sekitar 9 Km. Waktu tempuhnya sekitar 6 jam jalan normal. Berangkat sekitar jam sembilan malam paling cocok jika ingin jalan santai plus banyak istirahat.

Peta Jalur Gunung Lawu
Sumber gambar: http://poelzpapercut.blogspot.com/2010/10/peta-pendakian-gunung-lawu.html

Area Cemoro Sewu awalnya tampak seperti bumi perkemahan. Jalurnya kombinasi antara batu yang disusun dan aspal rusak. Vegetasi sekitar kebanyakan adalah pohon cemara, ya iyalah namanya juga Cemoro Sewu.

21.25 | Pos Bayangan 1 (Pos Perhutani)

Pos Bayangan 1
Sumber gambar: http://jojoekecil.blogspot.com/2012/08/jalur-pendakian-gunung-lawu-3265-mdpl.html

Pos ini bentuknya hanya seperti pos ronda tapi cukup besar. Bangunannya terbuat dari dinding papan. Bagian dalamnya terdapat beberapa kursi yang bisa digunakan untuk istirahat.

21.50 | Pos Bayangan 2 (Pos Perhutani)

Pos Bayangan 2
Sumber gambar: http://jojoekecil.blogspot.com/2012/08/jalur-pendakian-gunung-lawu-3265-mdpl.html

Beberapa saat dari pos bayangan 1 kita akan meninggalkan area hutan. Track sudah berubah menjadi batu yang disusun. Kemiringan masih cukup landai. Jika langit cerah, maka ribuan bintang akan menemani perjalanan kita. Jika bulan sedang besar, maka sinarnya bisa menerangi jalan. Pos bayangan 2 sendiri bentuknya mirip pos bayangan 1.

22.00 | Pos 1 (Wesen Wesen)

Pos 1: Wesen Wesen
Sumber gambar: http://jojoekecil.blogspot.com/2012/08/jalur-pendakian-gunung-lawu-3265-mdpl.html

Pos 1 konstruksinya lebih permanen dibandingkan dengan pos bayangan sebelumnya (Pos Perhutani). Bangunannya sudah berdinding semen. Kebanyakan pendaki lebih memilih mengambil istirahat di pos ini. Selain itu, pada siang hari ada warung yang buka di dekat pos ini.

Warung di Pos 1
Sumber gambar: http://masgay.wordpress.com/2011/12/10/pendakian-gunung-lawu-17-agustus-2008/

Lewat dari pos satu, beberapa tanjakan mulai menghadang, akan tetapi masih dalam kategori ringan. Pada beberapa titik, jalur hanya bisa dilalui satu orang. Jadi, jika terjebak dalam rombongan besar, harus siap sabar mengikuti kecepatan orang terdepan.

23.30 | Pos 2 (Watu Gedeg)

Pos 2: Watu Gedeg
Sumber gambar:http://pasukanlangit7.blogspot.com/2010/04/pendakian-hargo-dumilah-gunung-lawu.html

Pos 2 setali tiga uang dengan pos 1, bangunannya juga permanen. Beberapa rombongan yang tidak ‘tek tok’, bisa memilih lokasi ini untuk tempat bermalam. Tenang saja, lahan yang tersedia cukup luas.

Lewat dari pos 2, jalur terus menanjak. Menapaki jalur yang berupa tangga batu serasa seperti sedang menaiki tangga gedung tanpa henti. Pemandangan yang disuguhkan di rute ini ialah kerlap-kerlip lampu malam  Desa Sarangan dan Kota Magetan.


Sebuah catatan perjalanan dari All Chussna
oleh san

Tinggalkan komentar